Belajar Sambil Berlibur Ke Desa Wisata Ilmu Ulat Sutera Rumah Ulat Sutera

Belajar sambil Berlibur ke Desa Wisata Ilmu Ulat Sutera

Allow, bertemu kembali, artikel ini akan dibahas mengenai rumah ulat sutera Belajar sambil Berlibur ke Desa Wisata Ilmu Ulat Sutera simak selengkapnya 

###

Belajar sambil Berlibur ke Desa Wisata Ilmu Ulat Sutera

Oleh : Ernita

Salah satu wisata edukasi di Bandung timur yang dikenal sebagai Desa Wisata Ilmu Padepokan Dayang Sumbi, terletak di Bandung Timur, Kampung Pamoyanan, Desa Mekarmanik, Jl. Arcamanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Kenapa disebut sebagai desa wisata ilmu? Karena para pengunjung tidak hanya berwisata namun lagi dapat menambah ilmu pengetahuannya yang berkaitan dengan seluk-beluk ulat sutra.

Padepokan ini mulai dibuka sekitar Tahun 2005, di arealnya yang tidak terlalu besar ± 2 ha kepala mengembangbiakan ulat sutra dan menanam murbei, karena dari awal tujuan pendirian sanggar ini sebagai wisata ilmu.

Di tempat ini tersedia fasilitas pendidikan stek tanaman murbei dan halaman kelinci, dimana anak-anak dapat mengejar, memberi makan dan menggendong kelinci. Tempat ini lagi menjadi tempat favorit bagi para peneliti buat melancarkan investigasi tentang bagaimana proses pembudidayaan ulat sutra hingga akhirnya dapat menjadi sebuah produk yang dapat memiliki nilai jual tinggi.

 

 Adapun kegiatan di wisata ilmu ini meliputi :

  1. Penjelasan budidaya ulat sutera dan peninjauan ke rumah ulat Pendalaman barang hendak disesuaikan dengan tingkatan kelompok usia pengunjung.

 

Kunjungan ke rumah ulat sutera

Jenis ulat sutera pilihannya merupakan suku bangsa Jepang dengan ciri ada dua tato khas di bagian anterior (kepala). Kelebihan suku bangsa Jepang ini satu kepompongnya dapat menghasilkan lawai sutra sepanjang 1.600 meter. Kualitas dan kuantitas lawai sutera yang dihasilkan sangat ditentukan bagi teknik konservasi ulat yang dilakukan bagi petani sutera. Biasanya derajat dan warna serat sutera yang dihasilkan tergantung dari jenis ulat sutera dan makanannya. Kain yang berasal dari kepompong tersebut hendak terlihat berkilau bila terkena cahaya. Selain itu, kepompong ini hendak menghasilkan tenunan yang  halus, lembut, dan mudah menyerap keringat. Teknik konservasi ulat sutera yang dilakukan dapat dikelompokkan berdasarkan :

  1. Bibit Ulat Sutera

Bibit ulat sutera merupakan alpa satu faktor penting pada konservasi ulat sutera. Bibit ulat sutera yang berkualitas sangat menentukan pabrikasi kokon yang hendak dihasilkan. Pada pembibitan ulat sutera dilakukan pengujian dan sertifikasi bibit buat mengenali apakah bibit tersebut mengandung penyakit yang dapat menurunkan pabrikasi kokon sehingga kehilangan yang hendak dialami bagi petani sutera dapat dihindari.

     b. Penggunaan Daun Murbei

Produksi kokon yang dihasilkan bagi petani sutera lagi ditentukan bagi tersedianya pakan ulat sutera (daun murbei). Doyannya ulat sutera terhadap murbei, karena murbei menghasilkan enzim glukosida yang menyebabkan rasa ketagihan. Selain jumlah alat pernapasan murbei yang tersedia, jenis murbei lagi dapat menentukan derajat dan kuantitas kokon yang dihasilkan.

c. Desinfeksi

Desinfeksi merupakan suatu tindakan buat mencegah berkembangnya penyakit pada era konservasi ulat sutera. Tindakan desinfeksi dilakukan dengan cara menyemprotkan desinfektan pada tempat konservasi dan alat-alat konservasi ulat sutera yang digunakan. Idealnya penyemprotan desinfektan dilakukan 2 (dua) kali yaitu dini konservasi ulat sutera dan setelah kegiatan konservasi ulat sutera.

d. Tempat konservasi ulat sutera

Tempat konservasi ulat sutera dapat mempengaruhi pabrikasi kokon yang hendak dihasilkan. Pemeliharaan ulat sutera dapat dilakukan secara kecil‐kecilan pada perbandingan rumah tangga ataupun secara besar‐besaran. Namun, dimanapun ulat itu dipelihara, hendaknya ruangan/tempat konservasi membanjiri persyaratan, terutama menyangkut suhu, cahaya, kelembaban, dan ventilasi (pertukaran) udara. Lokasi penanaman pun layak berada diketinggian 700 meter dari permukaan laut.

e. Alat pengokon

Alat pengokonan yang digunakan dapat mempengaruhi derajat kokon yang hendak dihasilkan. Alat pengokonan yang baik digunakan merupakan : seri frame, pengokonan bambu dan mukade (terbuat dari alat pernapasan kelapa atau jerami yang dipuntir membentuk sikat tabung).

 

ruang konservasi ulat seriframe

 2. Melihat pembuatan tenunan sutera dengan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) dan melihat produk-produk sutera.

Pengelola yang memiliki latar belakang teknik mesin melancarkan jumlah penemuan pada alat reeling (pemintal) serat sutra menjadi benang. Untuk mengefektifkan kerja pemintalan serat sutra dari kokon (kepompong), dibuat sebuah mesin reeling yang berfungsi memintal serat dari kokon buat dijadikan benang. Beliau terinspirasi bagi mesin pemintal serat sutera zaman berlalu yang masih menggunakan pemutar tangan. Alat yang digunakan sudah menggunakan mesin seperti alat pemintal yang banyak digunakan perajin ulat sutera lainnya. Bedanya, alat temuan ini memiliki dua sensor derajat beserta pemanfaatan listrik yang lebih hemat. “Mesin pemintal di asing negeri lagi telah memiliki sensor, namun menggunakan lebih dari 750 watt listrik sekali pakai. Sementara mesin ini hanya membutuhkan 125 watt buat mentok kerja 24 jam,” katanya bangga.

Keunggulan mesin yang terdiri dari 4 (empat) set pemintalan ini memiliki mekanisme kerja yang lebih ringan. Beberapa anggota mesin lagi terbuat dari bahan yang lebih ringan, beserta adanya belt (sabuk) dari karet yang membantu kerja pemilinan serat.

 

       Mesin Reeling Benang Sutera               Penenunan Kain Sutera dengan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin )

3. Kemudian dilanjutkan dengan makan siang, menyantap nasi merah dan iwak goreng biasa beserta sambal lalap alat pernapasan murbei.

Padepokan Dayang Sumbi mempersiapkan berbagai macam paket penawaran bagi para pengunjungnya. Paket kunjungan wisata ilmu sebagai berikut :

  1. Paket Standar

Kunjungan buat perorangan/keluarga/grup kecil

Mendapatkan welcome snack dan drink beserta cinderamata

Harga Tiket : Rp. 85.000,-/peserta

2. Paket Hemat

Kunjungan buat Grup tanpa welcome snack dan cinderamata

Harga Tiket : Rp. 65.000,-/peserta

Minimum 60 peserta

Fasilitas buat semua paket : welcome drink, pengenalan budidaya ulat sutera, meninjau rumah ulat, reeling lawai sutera, penenunan tenunan sutera, LKS, membekuk jangkrik, mini lomba dan bermain dengan arnab di halaman kelinci.

Untuk para pelancong, sanggar ini lagi mempersiapkan penginapan yang berupa rumah saung, dilengkapi ± 6 kamar tidur, ruang aula audio dan video dll. Untuk lebih jelas Tarif Masuk, Kondisi Reservasi dan Jadwal  Kunjungan, dapat mengunjungi website www.wisatasutera.co

 

Penginapan yang berupa rumah saung, dilengkapi ± 6 kamar tidur

 Selain bisa dimanfaatkan sebagai bahan tenunan sutra, kepompong ulat sutra atau disebut lagi kokon lagi dimanfaatkan pada alam kecantikan yaitu sebagai bahan pengamplas kulit (scrub) alami beserta banyak produk (bunga, aksesoris wanita, hiasan dll).

 

                Outlet banyak produk kerajinan lengan berbahan baku kepompong ulat sutera

Di zaman teknologi yang serba berbelit-belit era ini, anak-anak lebih sering berinteraksi dengan hand phone, getget, computer, tab dan barang-barang elektronik lainnya yang dapat mengisolasi anak-anak dari kesenangan menjelajahi alam dan bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya. Hal ini menjadi sangat menarik karena dengan adanya wisata edukasi ini, anak-anak dapat menambah pengalaman dan pengetahuan baru serta  sekaligus memahami kebesaran Tuhan dengan menyaksikan sendiri bagaimana seekor ulat sutera menghasilkan produk yang indah dan bernilai tinggi.Tidak perlu jauh-jauh ke asing negeri buat pergi berlibur, Cintailah wisata alam Indonesia yang sangat menakjubkan.

oke detil perihal Belajar sambil Berlibur ke Desa Wisata Ilmu Ulat Sutera semoga artikel ini menambah wawasan salam

tulisan ini diposting pada tag , tanggal 14-08-2019, di kutip dari http://bp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/index.php/seluruh-artikel/85-belajar-sambil-berlibur-ke-desa-wisata-ilmu-ulat-sutera.html

Komentar